Sunday, January 31, 2016

Cinder


Genre:  Fiction, Young Adult, Dystopian Fantasy
Penulis: Marissa Meyer
Tebal: 387 halaman
Tahun terbit: 2013
Penerbit: Square Fish
Sinopsis:


Humans and androids crowd the raucous streets of New Beijing. A deadly plague ravages the population. From space, a ruthless lunar people watch, waiting to make their move. No one knows that Earth’s fate hinges on one girl.

Cinder, a gifted mechanic, is a cyborg. She’s a second-class citizen with a mysterious past, reviled by her stepmother and blamed for her stepsister’s illness. But when her life becomes intertwined with the handsome Prince Kai’s, she suddenly finds herself at the center of an intergalactic struggle, and a forbidden attraction. Caught between duty and freedom, loyalty and betrayal, she must uncover secrets about her past in order to protect her world’s future.

"Even in the future the story begins with Once Upon a Time"


Linh Cinder adalah seorang cyborg mekanik handal di New Beijing, Eastern Commonwealth—Persemakmuran Timur. Ia tinggal bersama walinya, Adri—yang selalu memperlakukannya seperti warga kelas dua, dan kedua anak Adri—Pearl dan Peony. Hanya Peony yang selalu memperlakukan Cinder dengan baik, dengan tidak menganggapnya warga kelas dua.

Kehidupannya menjadi berbeda setelah Pangeran Kai—anak dari Kaisar Rikan datang padanya memintanya memperbaiki androidnya. Sementara itu, Kaisar Rikan sudah terjangkit Letumosis yang mematikan. Ratu Levana, Ratu Bulan, sadar akan hal itu dan memanfaatkannya sebagai momen untuk melakukan aliansi damai dengan Eastern Commonwealth. Ia menggunakan kesempatan itu untuk menikahi Pangeran Kai. Di saat itu juga, Peony terjangkit Letumosis. Anehnya, Cinder tidak terjangkit penyakit itu sama sekali, padahal Cinder ada di dekatnya.

Keadaan itulah yang membuat Cinder dikirim sebagai volunteer penemuan antidot Letumosis oleh Adri. Di sana, ia mulai menyadari ada yang aneh dari dirinya, dan dengan masa lalunya. Aliansi damai antara Ratu Levana dan Pangeran Kai tidak lama lagi akan diumumkan setelah digelarnya pesta dansa kerajaan, di mana Cinder ingin sekali hadir. Namun, terkuaknya misteri masa lalunya membuatnya bimbang.

"She was a cyborg, and she would never go to a ball"


Membaca sinopsis, semua sudah tahu kalau Cinder adalah retelling dari dongeng legendaris, Cinderella. Retelling ini bersetting di masa depan, masih dengan nasib seorang gadis yang sama. Tentang seorang gadis yang dibenci ibu tirinya, yang sangat ingin sekali ke pesta dansa.

Aku suka dengan ide ceritanya yang seru. Menggabungkan dongeng lama dengan sedikit bumbu fantasi. Dunia yang dibangun penulis terkesan futuristik banget. Adanya manusia Bulan, dunia yang dibagi menjadi 6 negara, dan Perang Dunia ke-4 membuatku berpikir, wah masih ada lho ya yang nasibnya kayak Cinderella di zaman semaju itu.

Di buku pertama ini, belum terlalu banyak konflik yang terjadi. Bisa dibilang baru pengenalan saja karena The Lunar Chronicles ini terdiri dari empat buku. Aku merasa konflik sesungguhnya baru muncul pada sepertiga akhir dari buku. Konflik-konflik yang ada di buku ini seperti bom yang meledakkan bom lainnya. Menjadi pemicu terjadinya konflik yang lain.

Gaya bercerita penulis juga mudah dicerna. Kosakatanya tidak terlalu sulit—kecuali kosakata yang berhubungan dengan mekanis dan teknologi di sana. Twist yang disajikan sebenarnya mudah tertebak olehku, tentang siapa Cinder sebenarnya atau apa yang sebenarnya yang terjadi dengan masa lalunya.
Cinder di sini bagaimana ya menjelaskannya, punya sisi sarkasme dan tekad yang cukup kuat untuk lepas dari Adri. Walau begitu, masih sama seperti dongeng Cinderella, ia lemah dan belum bisa lepas dari kekangan sang ibu tiri. Namun, aku suka dengan Cinder yang seperti ini. She looks like “it’s not always about the ball, dear self”.

Yang membuatku sedikit kecewa adalah dunia yang dibuat penulis. Aku tidak tahu dari mana datangnya manusia Bulan dan penjelasan tentangnya di buku ini sedikit banget—agak menganggu imajinasi yang kubuat hahaha. Lalu, siapa sebenarnya Ratu Levana itu aku masih penasaran. Kenapa dia bisa sejahat itu dan obsesinya kok pengen banget menguasai Bumi. Kenapa dunia dibagi menjadi 6 negara, juga kok bisa ada Perang Dunia ke-4. Semoga hal-hal ini terjawab di buku selanjutnya.

Selain itu, adanya unsur romance antara Pangeran Kai dengan Cinder membuatku sedikit kecewa. Kok Pangeran bisa segampang itu klepek-klepek sama seorang gadis yang bahkan baru dia kenal nggak lama? Aku tahu sih kalau ini emang remaja banget, tapi buatku rasanya instan dan aneh. Ini seperti si Pangeran baru pertama kali jatuh cinta. Atau Cinder ini memang cinta pertamanya ya?
Beruntung, di edisi yang aku baca ini ada bonus cerita sehingga aku sedikit tahu bagaimana awal kedatangan Cinder ke keluarga Adri. Bagaimana dia dibenci oleh Adri dan Pearl. Bagaimana dia akhirnya menjadi Cinder sekarang ini.

Dan aku terlanjur juga baca sinopsis tentang buku keduanya, Scarlet. Scarlet ini retelling dari Red Riding Hood dan ah, sepertinya settingnya di Prancis. Aku semakin tidak sabar menamatkan seri Lunar Chronicles ini.

No comments:

Post a Comment